SAMARINDA: Unjuk rasa ribuan mahasiswa dan masyarakat di depan Kantor DPRD Kaltim berakhir ricuh pada Senin, 1 September 2025.
Awalnya aksi berlangsung kondusif, bahkan Ketua DPRD Kaltim Hasanuddin Mas’ud bersama sejumlah anggota dewan sempat menemui massa. Namun situasi berubah menjelang malam.
Massa aksi yang bertahan hingga selepas magrib akhirnya dipukul mundur aparat kepolisian menggunakan water cannon dan tembakan gas air mata.
Tembakan tersebut dibalas lemparan batu dan botol air mineral oleh demonstran. Insiden ini menyebabkan dua anggota kepolisian mengalami luka akibat lemparan batu.
“Satu dari anggota Samapta dan satu lagi dari Humas. Keduanya sudah dibawa ke Rumah Sakit Hermina,” ujar Kapolresta Samarinda Kombes Pol Hendri Umar, usai pengamanan aksi.
Sementara itu, dari pihak massa aksi, Taruna Samarinda mencatat per 2 September 2025, sebanyak 36 orang mahasiswa dan masyarakat terdampak. Dengan tambahan dua anggota polisi yang menjadi korban, total 38 orang mendapat penanganan medis.
Ketua Taruna Samarinda, Joko Iswanto, menjelaskan korban ditangani di tiga posko kesehatan darurat yang tersebar di sekitar lokasi aksi, dengan rincian:
Posko 1 (Halaman Kantor PU): 31 mahasiswa (22 dirawat di posko, 4 dirujuk ke Klinik Islamic, 2 dipulangkan, 2 dirujuk ke RSUD AW Sjahranie, 1 ke RS Hermina).
Posko 2 (Gedung DPRD Kaltim): 1 mahasiswa dirujuk ke RS Hermina.
Posko 3 (Gedung The Concepts): 4 mahasiswa ditangani langsung di posko.
“Keluhan yang kami tangani mulai dari sesak napas, pusing, asma, terkena gas air mata, hingga luka akibat benda tumpul, tapi semua sudah dapat penanganan medis sejak kemarin,” jelas Joko.
Penanganan medis melibatkan 23 relawan Taruna Samarinda, PMI, Samarinda Siaga 112, RSUD AW Sjahranie, RS Hermina, RS Atma Husada, RS Mata Kaltim, serta Dinkes Provinsi dan Kota Samarinda.
Ketegangan mereda setelah massa aksi berhasil dipukul mundur.
Sekitar pukul 19.30 WITA, kerumunan bubar dan jalan di sekitar gedung DPRD Kaltim kembali steril.