

Samarinda– Konversi energi dari Bahan Bakar Minyak (BBM) ke listrik mulai digalakkan pemerintah pusat, dari rencana pergantian mobil dinas listrik sampai migrasi kompor listrik.
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Samarinda Sani Bin Husain mewanti-wanti pemerintah agar cermat melakukan perhitungan dan kajian secara matang, pasalnya situasi dan kondisi masing-masing daerah berbeda, khususnya terkait suplai energi listrik.
“Banyak daerah di Indonesia yang belum menikmati aliran listrik yang memadai, dari jalur listrik yang belum merata sampai kondisi kelistrikan yang sering byarpet, bayangkan, tiba-tiba memasak nasi, tumis kangkung, goreng ikan, listrik tiba-tiba padam, padamnya juga lama seperti yang dialami di Samarinda, wacana ini justru buat repot masyarakat, harus dikaji lagilah,” kata Ketua Fraksi PKS DPRD Kota Samarinda ini.
Di sisi lain, menurutnya sekarang masyarakat sudah nyaman melakukan aktivitas dapur dengan elpiji, dulunya elpiji merupakan konversi dari pengunaan kompor minyak tanah.
Selanjutnya ia menambahkan, hal ini jelas menambah beban masyarakat, dirinya sangsi wacana konversi tersebut bakal berjalan sukses, apalagi harga listrik juga tidak murah dan terus naik.
“Mau berapa lagi beban biaya harus di tanggung masyarakat kecil, baru saja BBM naik dengan segala efek yang menyertainya, jelas ini beban yang cukup menyiksa rakyat kecil,” sindirnya.
Diketahui untuk tahap awal, pemerintah sedang melakukan uji coba di beberapa kota seperti Solo, Jawa Tengah, Denpasar, Bali, dan Sumatera yang masing-masing diberikan ke 1000 rumah tangga dengan kapasitas daya listrik antara 450-900 VA.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konversi Energi Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana mengatakan dari uji coba itu pemerintah ingin mengetahui apakah biaya yang dikeluarkan masyarakat dengan kompor listrik lebih besar atau lebih kecil.
Dalam uji coba ini, rumah tangga yang memiliki kompor listrik dipasangi jaringan baru yang khusus dipakai untuk memasak. Kompor itu pun diklaim bisa mencatat konsumsi listrik yang terpakai, jika uji coba pertama ini berjalan mulus, kata Dadan, maka uji coba yang lebih besar akan dilakukan untuk 300 ribu rumah tangga dan tidak menutup kemungkinan bakal dijadikan program nasional.