SAMARINDA: Polresta Samarinda memastikan sebanyak 18 dari 22 mahasiswa Universitas Mulawarman (Unmul) yang sempat diamankan terkait dugaan perakitan bom molotov di lingkungan kampus, dinyatakan tidak terlibat.
Kapolresta Samarinda, Kombes Pol Hendri Umar, menegaskan bahwa ke-18 mahasiswa tersebut akan segera dipulangkan ke pihak kampus dan keluarga siang ini.
“Setelah interogasi awal, mereka (18 mahasiswa) ternyata tidak ada kaitan dengan pembuatan bom molotov. Sehingga nanti pukul 13.00 Wita akan kami kembalikan kepada pihak Prodi Sejarah FKIP Unmul,” ujar Hendri Umar.
Meski begitu, polisi menetapkan empat mahasiswa lainnya untuk menjalani pemeriksaan intensif karena diduga terlibat langsung dalam perakitan dan penyimpanan bom molotov. Mereka berinisial MZ alias F, WH alias R, MAG alias A, dan AF alias F.
Menurut Hendri, masing-masing diduga memiliki peran berbeda.
Ada yang berperan mengantarkan bahan baku dengan sepeda motor, ada yang meracik bom hingga siap digunakan, serta ada yang mengamankan barang jadi di sekitar gedung FKIP Unmul Banggeris.
“Semua sedang kami dalami lebih lanjut,” jelasnya.
Dalam penggerebekan di Jalan Banggeris, Kelurahan Karang Anyar, Kecamatan Sungai Kunjang, pada Minggu dini hari, aparat gabungan TNI-Polri menemukan 27 bom molotov siap pakai beserta sisa bahan baku berupa pertalite, kain perca, dan peralatan lain seperti gunting.
Polisi menduga bom molotov tersebut disiapkan untuk digunakan dalam aksi unjuk rasa Aliansi Mahakam yang berlangsung di depan Gedung DPRD Kaltim pada hari ini Senin, 1 September 2025.
Kombes Pol Hendri Umar menegaskan, seluruh proses penyidikan kasus ini dilakukan secara terbuka agar publik mendapatkan informasi yang jelas.
“Penyidikan ini akan kami jalankan transparan semua,” tegas Hendri.
Ia menambahkan, kepolisian tetap memegang komitmen menjalankan pengamanan unjuk rasa dengan cara humanis, sekaligus memastikan aksi berjalan damai tanpa tindakan anarkis.