JAKARTA: Sebagai bagian dari strategi nasional untuk memperkuat ekonomi desa berbasis aset dan potensi lokal, pemerintah terus mempercepat langkah konkret dalam operasionalisasi Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih.
Hal ini disampaikan Wakil Menteri Koperasi dan UKM (Wamenkop) Farida Farichah saat memimpin Rapat Koordinasi Nasional (Rakor) yang dihadiri lintas kementerian, lembaga, dan perwakilan BUMN di Jakarta, Selasa, 7 Oktober 2025.
Rakor tersebut membahas sinkronisasi kebijakan dan strategi percepatan operasional Kopdes Merah Putih di seluruh Indonesia.
Salah satu strategi utama percepatan adalah pembangunan gerai dan gudang desa sebagai pusat aktivitas ekonomi koperasi di tingkat akar rumput.
Wamenkop Farida menegaskan pentingnya dukungan pemerintah dalam penyediaan infrastruktur dasar tersebut.
“Belum semua Kopdes/Kel Merah Putih yang sudah berdiri memiliki aset gerai atau gudang yang siap digunakan. Karena itu, kita perlu mendorong pembangunan dan pemanfaatan aset desa untuk mempercepat aktivitas ekonomi,” ujarnya.
Hingga 7 Oktober 2025, sebanyak 15.771 unit gerai telah beroperasi aktif. Pemerintah berupaya mempercepat peningkatan jumlah gerai dengan memanfaatkan aset dan kekayaan desa.
“Aset-aset desa ini adalah potensi besar. Jika dihidupkan melalui koperasi, akan muncul pusat ekonomi baru yang berdampak langsung pada kesejahteraan warga,” tambah Farida.
Turut hadir dalam rakor tersebut antara lain Wakil Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Ahmad Riza Patria, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Pangan Kasan, Dirjen Bina Pembangunan Desa Kemendagri La Ode Ahmad P. Bolombo, serta sejumlah pejabat dari berbagai kementerian dan lembaga.
Wamenkop Farida menilai, peran BUMN di bawah koordinasi Danantara sangat strategis dalam mempercepat pembangunan fisik sekaligus menyiapkan model bisnis koperasi yang berkelanjutan.
“Gerai dan gudang Kopdes nantinya bukan hanya tempat jual beli, tetapi juga pusat logistik dan edukasi ekonomi desa,” jelasnya.
Setelah fasilitas fisik siap, tahapan berikutnya adalah penguatan kelembagaan koperasi melalui pelatihan manajemen, digitalisasi transaksi, dan integrasi sistem pemasaran nasional.
“Kami ingin produk desa bisa menembus pasar kota, bahkan ekspor. Karena itu, tata niaga dan logistik harus kuat sejak awal,” ujar Farida.
Kementerian Koperasi telah menyiapkan Business Assistant dan Project Manager Officer (PMO) yang akan ditempatkan di Kopdes maupun di Dinas Koperasi daerah. Mereka bertugas mengoordinasikan ekosistem bisnis dan operasional Kopdes di masing-masing wilayah.
Untuk mendukung hal ini, Kemenkop telah mulai menyalurkan dana dekonsentrasi guna menopang perencanaan, penggajian pendamping, serta program pengembangan SDM pengelola koperasi.
“Sekarang kami sudah mulai menggelontorkan dana dekonsentrasi. Pertengahan Oktober nanti dana tersebut akan diterima oleh Dinas Koperasi untuk mendukung pendampingan dan perencanaan program,” ujar Wamenkop Farida.
Sebagai penutup, Farida menegaskan bahwa percepatan operasionalisasi Kopdes Merah Putih merupakan komitmen nyata pemerintah untuk membangun ekonomi yang merata dari desa.
“Kita sedang menghitung waktu agar seluruh aspek administratif dan operasional Kopdes dapat segera berjalan. Karena itu, pendampingan harus dilakukan secara maksimal,” katanya.
Sementara itu, Wamen Desa Ahmad Riza Patria mendorong agar pembentukan Satgas Percepatan Operasionalisasi Kopdes di tingkat kecamatan segera dievaluasi, mengingat masih ada sejumlah daerah yang belum membentuk Satgas tersebut.
“Kaki kita itu di bawah, di desa. Dukungan kecamatan sangat penting, terutama di wilayah Indonesia timur yang menghadapi tantangan berat dari berbagai aspek,” ujarnya.
Di sisi lain, Wamen BUMN Kartika Wirjoatmodjo menekankan pentingnya sinkronisasi data dan pendampingan konsisten dalam pembangunan gerai dan gudang Kopdes agar tidak terjadi tumpang tindih program antarinstansi.
“Kalau mau survei lapangan, kita harus bersama-sama untuk mengetahui kondisi aktual Kopdes, termasuk menentukan bentuk kontrak kerja yang tepat,” tegas Kartika.