KARAWANG: Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan, industri otomotif nasional terus menunjukkan daya saing dan kontribusi nyata terhadap perekonomian Indonesia di tengah tantangan global.
Hal itu disampaikan Airlangga dalam acara “Tiga Juta Ekspor bagi Indonesia: Perjalanan Tumbuh Bersama Membangun Kesejahteraan Bangsa” yang digelar PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) di Karawang, Kamis, 9 Oktober 2025.
Airlangga menyebut, pasar otomotif dunia tetap tangguh dan tumbuh positif.
Data tahun 2024 mencatat total penjualan kendaraan baru global mencapai 92,5 juta unit, di mana kendaraan konvensional (Internal Combustion Engine/ICE) masih mendominasi dengan pangsa 80,8 persen atau sekitar 74,7 juta unit.
Untuk kawasan ASEAN, penjualan mencapai 3,15 juta unit dengan dominasi ICE sebesar 93,7 persen atau 2,95 juta unit.
Pasar regional ini diproyeksikan terus tumbuh hingga 3,34 juta unit pada 2030.
“Indonesia tahun 2024 memproduksi sekitar 1,2 juta unit kendaraan, dengan pasar domestik hampir 1 juta unit pada 2022. Namun, kita perlu meningkatkan penetrasi mobil produksi nasional di pasar global. Tahun lalu, nilai ekspor mobil kita mencapai 6 miliar dolar AS,” ujar Airlangga.
Menurutnya, ekspor industri roda empat sepanjang Januari-Agustus 2025 telah mencapai 375 ribu unit, dan Gaikindo menargetkan 500 ribu unit hingga akhir tahun ini.
Airlangga memberikan apresiasi atas capaian monumental PT TMMIN yang berhasil mengekspor tiga juta unit kendaraan ke berbagai negara di Asia, Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Latin. Ekspor pertama dilakukan ke Brunei Darussalam pada 1987, dan kini produk otomotif Indonesia telah menjangkau lebih dari 100 negara.
“Ini bukti nyata daya saing Indonesia di kancah global. Presiden Prabowo Subianto juga aktif membuka pasar baru, salah satunya dengan aksesi Indonesia ke blok perdagangan CP-TPP, yang membuka peluang ekspor ke Meksiko,” jelas Airlangga.
Rata-rata produksi mobil Toyota di Indonesia mencapai 300 ribu unit per tahun, didukung oleh 780 pemasok dalam negeri, terdiri dari 240 tier-1 dan 540 tier-2.
Kontribusi langsung sektor alat angkutan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional tahun 2024 mencapai 1,4 persen, namun efek bergandanya diperkirakan mencapai 6 persen, termasuk industri komponen, leasing, dealer, dan layanan purnajual.
“Target ini berpotensi menciptakan lebih dari 1 juta lapangan kerja di seluruh rantai nilai dan menambah kontribusi ekonomi hingga 25 miliar dolar AS,” ujar Airlangga.
Ia menekankan, penguasaan teknologi semikonduktor dan kecerdasan buatan (AI) menjadi kunci masa depan industri otomotif nasional.
“Diperkirakan 90 persen mobil baru dunia pada 2025 akan memiliki fitur AI terintegrasi. Pasar sistem AI untuk Advanced Driver Assistance Systems (ADAS) bahkan diproyeksikan mencapai 95 miliar dolar AS pada 2030,” ungkapnya.
Airlangga menambahkan, Presiden Prabowo telah memberi arahan agar ekosistem semikonduktor nasional terus dikembangkan, dengan beberapa produsen global seperti Infineon telah beroperasi di Indonesia.