JAKARTA: Ditengah perlambatan ekonomi global, Bank Indonesia optimis pertumbuhan ekonomi domestik tetap membaik ditopang permintaan domestik.
Begitu juga dengan konsumsi rumah tangga dan investasi, tetap tumbuh. Ini sejalan dengan keyakinan masyarakat dan berlanjutnya penyelesaian Proyek Strategis Nasional (PSN).
Perkembangan ini dikonfirmasi oleh sejumlah indikator utama hingga bulan Desember 2023, seperti keyakinan konsumen, penjualan eceran, dan Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur.
Melalui kondisi yang terjadi, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo saat mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG), Kamis (21/12/2023) mengatakan, kinerja ekspor pun cenderung lebih baik.
Seiring dengan peningkatan permintaan beberapa mitra dagang utama, seperti AS dan India.
Berdasarkan Lapangan Usaha (LU), kinerja perekonomian terutama didorong oleh Perdagangan Besar dan Eceran, Industri Pengolahan, serta Konstruksi.
Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan ekonomi 2023 berada dalam kisaran 4,5-5,3 persen.
Pada 2024, kinerja konsumsi, baik swasta maupun Pemerintah, dan investasi diprakirakan terus meningkat sejalan dengan keyakinan konsumsi masyarakat yang tetap kuat, dampak positif pelaksanaan Pemilu, serta keberlanjutan pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN).
“Dengan perkembangan tersebut lanjutnya, pertumbuhan ekonomi 2024 diprakirakan meningkat dalam kisaran 4,7-5,5 persen,” kata Perry.
Ke depan, lanjutnya, Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi stimulus fiskal Pemerintah dengan stimulus makroprudensial Bank Indonesia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, khususnya dari sisi permintaan.
Sementara itu, kinerja ekspor cenderung lebih baik, seiring dengan peningkatan permintaan beberapa mitra dagang utama, seperti AS dan India.
Berdasarkan Lapangan Usaha (LU), kinerja perekonomian terutama didorong oleh Perdagangan Besar dan Eceran, Industri Pengolahan, serta Konstruksi.
Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan ekonomi 2023 berada dalam kisaran 4,5 – 5,3 persen. (*)
