JAKARTA: Tradisi sederhana namun penuh makna digelar Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat periode 2025-2030 saat kembali menempati sekretariat di lantai 4 Gedung Dewan Pers, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat, 26 September 2025.
Tasyakuran menjadi kegiatan pertama yang dipimpin Ketua Umum PWI Pusat Akhmad Munir.
Sekitar pukul 09.30 WIB, sebanyak 72 anak yatim piatu dari Yayasan Al-Hikmah dan Yayasan Harun Ar-Rasyid hadir bersama para pembina mereka untuk memanjatkan doa bersama.
Dalam pembukaan acara, Dr Firdaus Turmudzi, menyampaikan pesan agar insan pers selalu bersyukur.
“Perjalanan organisasi PWI adalah tugas mulia. Semoga profesi ini dimuliakan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam menyampaikan berita kepada masyarakat,” ujarnya.
Ia menambahkan kegembiraannya karena doa-doa hari itu dipanjatkan oleh anak-anak yatim yang insyaallah mustajab.
Ketua Umum PWI Pusat Akhmad Munir yang hadir bersama Ketua Dewan Kehormatan Atal S. Depari, Sekjen Zulmansyah Sekedang, serta jajaran pengurus lainnya menilai momen tasyakuran ini sebagai bagian dari ruwatan.
“Kami niatkan agar jalannya kepengurusan PWI Pusat 2025-2030 dilancarkan, diridai, dan selalu mendapat hidayah Allah Subhanahu wa Ta’ala,” ucap Munir.
Ia menjelaskan, doa bersama sekaligus menjadi ungkapan syukur atas kelancaran proses pemilihan hingga penyerahan kembali kantor sekretariat.
Acara juga diisi dengan pemberian santunan kepada anak-anak yatim.
“Mudah-mudahan apa yang kita niatkan dan doakan menjadi awal yang baik,” harapnya.
Acara penuh khidmat itu menandai babak baru perjalanan PWI.
Setelah setahun sunyi, pintu kaca di lantai 4 Gedung Dewan Pers kembali terbuka, lampu-lampu menyala, meja-meja terisi, dan riuh percakapan wartawan terdengar lagi.
Sejak 1 Oktober 2024, ruangan itu kosong setelah Dewan Pers mengeluarkan SK Nomor 1103/DP/K/IX/2024 yang melarang PWI berkantor akibat dualisme kepengurusan.
Selama setahun, ruang yang dulu menjadi pusat aktivitas PWI berubah seperti “ruang horor”, sepi tanpa kehidupan.
Namun pada Kamis, 25 September 2025, suasana berbeda.
Dewan Pers yang kini dipimpin Komaruddin Hidayat resmi menyerahkan kembali kunci kantor kepada pengurus PWI Pusat periode 2025-2030.
“Lantai 4 seperti ruang horor bila dibiarkan kosong. Kami lega akhirnya PWI bisa kembali beraktivitas di sini,” kata Komaruddin, didampingi Wakil Ketua Totok Suryanto serta anggota Abdul Manan dan Muhammad Jazuli.
Bagi Akhmad Munir, momen itu lebih dari sekadar serah terima kunci.
“Kami keluarga besar PWI berterima kasih kepada Dewan Pers. Ini momentum penting untuk melanjutkan agenda organisasi, konsolidasi, penyelesaian dualisme, verifikasi anggota, hingga penyempurnaan PD/PRT,” ujarnya.
Ia menegaskan, keberadaan kembali di lantai 4 bukan hanya soal fasilitas fisik, melainkan simbol kebangkitan PWI untuk berkontribusi lebih besar pada pers nasional.
Program seperti Uji Kompetensi Wartawan (UKW), Sekolah Jurnalistik Indonesia, dan pelatihan jurnalistik akan kembali dijalankan.
“Pers yang kuat, sehat, dan beretika hanya bisa dibangun lewat wartawan yang kompeten. Itulah tugas besar PWI ke depan,” tegas Munir.