JAKARTA: Menteri Koperasi (Menkop) Ferry Juliantono menegaskan pentingnya percepatan pengoperasian Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih sebagai strategi mengembalikan koperasi ke posisi semestinya, yakni sebagai soko guru perekonomian nasional.
Hal itu ia sampaikan dalam keynote speech pada Wisuda ke-9 Universitas Ary Ginanjar (UAG) di Menara 165, Jakarta, Rabu, 10 September 2025.
“Seluruh capaian ini harus melibatkan akademisi untuk melatih SDM pengelola koperasi, memetakan potensi desa/kelurahan, hingga melakukan riset berbasis masyarakat,” ujar Ferry.
Ferry menyebut, pemerintah melalui Kemenkop tengah mempercepat operasionalisasi 80.000 Kopdes/Kel Merah Putih yang dibentuk sejak Juli 2025.
Langkah ini, katanya, merupakan upaya nyata pemerintah mengembalikan pilar utama ekonomi nasional sebagaimana amanat Pasal 33 UUD 1945.
“Presiden Prabowo ingin meluruskan arah pembangunan ekonomi yang selama ini terasa terlalu berorientasi pada pasar bebas, sehingga kerap menguntungkan kelompok besar dan melemahkan masyarakat kecil,” tegasnya.
Menurut Ferry, kehadiran 80.000 unit Kopdes Merah Putih akan menjadi jalan keluar agar pilar ekonomi tidak lagi didominasi swasta maupun BUMN, melainkan koperasi.
“Kalau mekanisme pasar dibiarkan liar, sektor penting rakyat akan dikuasai pelaku besar, dan masyarakat kecil semakin terpinggirkan. Kopdes hadir untuk melindungi dan memberdayakan,” ucapnya.
Program Kopdes dirancang untuk menjawab berbagai persoalan klasik pedesaan, mulai dari jeratan rentenir, pinjaman online, hingga keterbatasan akses barang pokok dan layanan kesehatan.
“Melalui Kopdes, kami ingin mengembalikan peran koperasi untuk melayani sekaligus memberdayakan ekonomi masyarakat desa,” jelas Ferry.
Ia pun mendorong partisipasi generasi muda, khususnya lulusan perguruan tinggi, untuk menjadi manajer koperasi desa. “Di sinilah pengabdian kaum terpelajar diuji,” katanya.
Kemenkop, lanjut Ferry, telah menjalin kerja sama dengan forum rektor dan sejumlah universitas di tingkat provinsi untuk memperkuat kelembagaan serta SDM Kopdes.
Program pelatihan juga digelar dengan melibatkan perguruan tinggi sebagai pengampu.
Selain itu, pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (AI) akan diintegrasikan dalam pengelolaan Kopdes.
“AI akan membantu memetakan talenta pengurus, siapa yang tepat di keuangan, siapa di perdagangan, sehingga lebih presisi dan efisien,” ujarnya.
Pada tahap operasional, Kemenkop bersama Satgas Nasional Percepatan Kopdes fokus mendorong tiap unit menyusun proposal bisnis matang agar bisa bekerja sama dengan Bank Himbara maupun mitra lainnya.
Untuk mendukung pendanaan awal, pemerintah melalui Kementerian Keuangan telah menyiapkan Rp16 triliun dari Saldo Anggaran Lebih (SAL) sesuai PMK Nomor 63 Tahun 2025.
Dengan sinergi berbagai pihak, Ferry optimistis peran koperasi dapat mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif.
“Mudah-mudahan Kopdes bisa mengembalikan kejayaan Indonesia sesuai cita-cita, sehingga pada 2045 kita mencapai Visi Indonesia Emas,” pungkasnya.